REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN — Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengutuk Israel karena menyelaraskan dirinya dengan Turki. Armenia melalui perdana menterinya bahkan mendeklarasikan Israel dan Turki sebagai teroris dan bayaran Suriah dalam dukungannya terhadap Azerbaijan.
Mengutip ynetnews Selasa (3/11), pemimpin Armenia mengecam negara Yahudi tersebut karena mempersenjatai musuhnya, Azerbaijan. Armenia juga menuding persenjataan itu dimaksudkan untuk melakukan genosida terhadap orang-orang Armenia di Nagorno-Karabakh.
Pashinyan menambahkan, keterlibatan Israel dalam sengketa itu jelas terlihat, mengingat UAV Israel secara aktif digunakan dalam perang melawan Armenia di Nagorno-Karabakh. Menurutnya Yerusalem harus mundur dan mulai mempertanyakan siapa mitra dan musuhnya dalam konflik ini.
"Saya pikir Israel harus memikirkan hal-hal berikut," kata Pashinyan.
Tentara bayaran, teroris Islam, dan Israel, kata dia, sekarang berada di pihak yang sama dalam pembelaan terhadap Azerbaijan. Atas hal itu, dirinya mempertanyakan posisi Israel dalam dukungannya terhadap Azerbaijan.
Hubungan antara dua sekutu lama ini mencapai titik terendah pada Oktober lalu. Khususnya, ketika Yerevan memanggil duta besarnya sebagai protes atas penjualan senjata ke Azerbaijan, salah satu dari sedikit negara mayoritas Muslim di mana Israel melakukan hubungan diplomatik yang bersahabat.
Pashinyan menyimpulkan keterlibatan tentara bayaran Turki dan Suriah dalam konflik telah memperumit situasi. “Kehadiran mereka di wilayah tersebut merupakan ancaman tidak hanya bagi Nagorno-Karabakh, tetapi juga Iran telah menyatakan bahwa mereka memandangnya sebagai ancaman dan Rusia telah menyatakan bahwa mereka memandangnya sebagai ancaman,” katanya.
Seperti diketahui, sengketa itu telah menewaskan 1.300 orang sejak konflik kembali mencuat beberapa waktu lalu.