REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Joe Biden, kandidat Partai Demokrat masih unggul dalam penghitungan suara pilpres atas pejawat Donald Trump. Biden bahkan kian mendekati angka electoral 270, syarat penentu kemenangan di pilpres AS.
Kemenangan Biden diyakini akan mengubah peta politik internasional, termasuk isu Timur Tengah dan Palestina-Israel. Trump selama ini dekat dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Trump bahkan telah memindahkan Kedutaan AS ke Yerusalem.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri memahami politik Amerika Serikat (AS). Ia menghabiskan masa remajanya di negara bagian Pennsylvania yang menentukan hasil pemilu AS tahun ini. Netanyahu bahkan sempat berseteru dengan presiden dari Partai Demokrat Bill Clinton dan Barack Obama.
Salah satu sumber kepada Jerusalem Post melaporkan, Netanyahu telah mempersiapkan kemungkinan kemenangan Biden. Netanyahu dekat dengan lembaga survei dan jajak pendapat di AS.
Ia tahu sekutunya Presiden Donald Trump kesulitan dalam pemilihan ini. Tanda-tanda Netanyahu sudah siap bila Trump diungkapkan dalam wawancaranya dengan The Jerusalem Post.
Pada Februari lalu surat kabar itu memuat berita dengan judul "Netanyahu pada The Jerusalem Post: Presiden Partai Demokrat tidak bisa hentikan rencana Trump'.
Netanyahu membahas rencana aneksasi tapi ia juga menyinggung pendekatan Trump di Timur Tengah secara keseluruhan. "Ketika rencana Trump sudah berjalan, tiang pancang akan dipindahkan dan akan sangat sulit bagi pemerintah mana pun untuk mengembalikannya," kata Netanyahu.
Ditanya apakah Israel perlu melakukan aneksasi sebelum pemilu AS. Netanyahu mengatakan pemilu tidak mendorong rencana tersebut. "Pemerintahan mana pun, baik Demokrat maupun Republik harus bekerja dengan realita baru, mereka harus mempertimbangkan situasi baru, Anda tidak bisa bekerja berdasarkan kebohongan," kata Netanyahu.
Netanyahu mengatakan ia tidak peduli kandidat mana yang akan menang. "Saya akan bekerja dengan baik dengan Demokrat maupun Republik," katanya.