REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Benjamin Netanyahu menggelar 'pembicaraan yang hangat' dengan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Hal ini disampaikan dalam pernyataan kantor perdana menteri Israel.
"Sore ini Perdana Menteri Netanyahu berbicara dengan presiden terpilih AS Joe Biden, dalam perbincangan yang hangat, presiden terpilih menegaskan kembali komitmennya yang mendalam pada negara Israel dan keamanannya," kata kantor tersebut seperti dikutip Al Arabiya, Rabu (18/11).
"Perdana Menteri Netanyahu mengatakan ikatan khusus antara Israel dan AS adalah komponen fundamental bagi keamanan dan kebijakan Israel," tambah kantor perdana menteri Israel dalam pernyataan itu.
"Keduanya sepakat segera bertemu untuk membahas banyak isu yang sudah diagendakan dan menegaskan kembali kebutuhan untuk melanjutkan memperkuat aliansi antara AS dan Israel," kata kantor perdana menteri.
Pernyataan ini dapat dianggap sebagai pengakuan Israel atas kemenangan Biden dalam pemilihan presiden AS pada 3 November lalu. Pembicaraan ini membuktikan Netanyahu mengakui Biden mengalahkan sekutu dekatnya, Donald Trump.
Pada 8 November lalu Netanyahu mengucapkan selamat pada Biden dan wakilnya Kamala Harris di Twitter atau satu hari setelah Partai Demokrat mendeklarasikan kemenangan. Namun dalam cicitan itu Netanyahu menahan diri untuk memanggil Biden sebagai 'presiden terpilih'.
Tampaknya Israel mencoba untuk menghindari amarah Trump. Akan tetapi dalam pernyataan yang terbaru Israel menggunakan panggilan presiden terpilih.