Rabu 18 Nov 2020 13:51 WIB

Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Picu Respons Imun Cepat

Sinovac saat ini menjalankan tiga uji coba Tahap III di Indonesia, Brasil, dan Turki

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
SinoVac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi salah satu kandidat vaksin Covid-19.
Foto: Ng Han Guan/AP
SinoVac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi salah satu kandidat vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Vaksin Covid-19 eksperimental Sinovac Biotech, CoronaVac, memicu respons kekebalan yang cepat. Akan tetapi tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah pada orang yang telah pulih dari penyakit tersebut. Hal ini diketahui berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dirilis Rabu.

Sementara uji coba tahap awal hingga pertengahan tidak dirancang untuk menilai kemanjuran CoronaVac, para peneliti mengatakan itu dapat memberikan perlindungan yang cukup, berdasarkan pengalaman mereka dengan vaksin lain dan data dari studi praklinis dengan kera.

Baca Juga

Temuan Sinovac, yang diterbitkan dalam makalah di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di China yang melibatkan lebih dari 700 peserta.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat pekan setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari," kata Zhu Fengcai, salah satu penulis makalah tersebut.

"Kami yakin ini membuat vaksin ini cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi," kata Zhu dalam pernyataan yang diterbitkan di samping surat kabar itu.

Para peneliti mengatakan temuan dari studi besar tahap akhir, atau uji coba Fase III, akan sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan yang dihasilkan oleh CoronaVac cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus corona. Sinovac saat ini menjalankan tiga uji coba Tahap III di Indonesia, Brasil, dan Turki.

Hasilnya harus diinterpretasikan dengan hati-hati sampai hasil Tahap III dipublikasikan, kata Naor Bar-Zeev, seorang profesor dari Universitas Johns Hopkins yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. “Namun meski begitu, setelah uji coba Tahap III selesai dan setelah perizinan, kita harus tetap berhati-hati,” ujarnya.

Studi ini menyusul berita optimistis dari pembuat obat asal Amerika Serikat, Pfizer dan Moderna, serta Rusia yang menunjukkan vaksin eksperimental mereka lebih dari 90 persen efektif untuk mencegah Covid-19 berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir.

CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lainnya yang dikembangkan di China saat ini sedang menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah Covid-19.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement