REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Pemerintah India memanggil diplomat senior Pakistan atas dugaan serangan di perbatasan Jammu dan Kashmir, Sabtu (21/11) waktu setempat. New Delhi mengatakan pihaknya mengetahui ada serangan yang digagalkan di Jammu dan Kashmir oleh kelompok militan yang berbasis di Pakistan dalam sepekan terakhir ini.
Tuduhan itu dibantah oleh Pakistan. Pada Jumat malam lalu melalui Twitter resminya, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan pembunuhan empat militan Jaish-e-Mohammed dalam baku tembak dengan pasukan keamanan dan penemuan sejumlah besar senjata dan bahan peledak dari mereka mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk mendatangkan malapetaka besar dan kehancuran di wilayah itu menjelang pemilihan kepala daerah di wilayah yang disengketakan.
Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa protes telah diajukan kepada perwakilan Pakistan di New Delhi. "India menegaskan kembali tuntutan lamanya agar Pakistan memenuhi kewajiban internasional dan komitmen bilateral untuk tidak mengizinkan wilayah mana pun di bawah kendalinya digunakan untuk terorisme melawan India dengan cara apa pun," kata kementerian luar negeri India dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menolak tuduhan Modi dan menyebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar. "Kami memandang ini sebagai bagian dari upaya putus asa India untuk mengalihkan perhatian internasional dari terorisme negara di (Kashmir yang dikuasai India) dan dukungan negara atas terorisme terhadap Pakistan," kata kementerian tersebut pada Jumat malam setelah komentar Modi di Twitter.
Ketegangan antara negara bersenjata nuklir itu menajam sejak Agustus lalu, ketika pemerintah Modi mengakhiri otonomi satu-satunya wilayah mayoritas Muslim itu. Kashmir juga diklaim oleh Pakistan.
Awal bulan ini, Pakistan mengatakan telah mengumpulkan dokumen dengan bukti bahwa militansi di dalam perbatasannya disponsori oleh India untuk menargetkan investasi China dan bahwa operasi ini sedang dijalankan di negara tetangga Afghanistan.
India menyebut tuduhan itu sebagai "khayalan imajinasi". India akan mengadakan pemilihan tingkat distrik bulan ini di Jammu dan Kashmir, latihan serupa pertama di sana sejak pemerintah federal mencabut status negara bagian itu lebih dari setahun yang lalu.