REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemberontak Houthi di Yaman mengatakan mereka menyerang kilang minyak Arab Saudi di kota Jeddah dengan rudal jelajah baru. Hal ini dilakukan beberapa jam usai Arab Saudi menutup pertemuan virtual G20.
Arab Saudi belum mengumumkan serangan apa pun. Namun di media sosial sudah tersebar video yang memperlihatkan kobaran api di fasilitas minyak perusahaan Saudi Arabian Oil Co. di Jeddah.
Pada Senin (23/11) juru bicara militer Houthi, Brigade Jenderal Yehia Sarie mencicit di Twitter bahwa pasukan pemberontak itu menembakan rudal baru Quds-2. Ia mengunggah foto satelit yang menyerupai Pabrik Minyak Aramco di utara Jeddah, tempat perusahaan tersebut menyimpan minyak dalam tangki.
Pabrik tersebut terletak di tenggara Bandara King Abdulaziz, lapangan terbang yang melayani jemaah haji yang masuk ke Mekah. Video yang tersebar di internet menunjukkan tank yang mirip dengan pabrik minyak sedang terbakar. Terdengar suara sirine dan mobil polisi di samping jalan tol yang terletak dekat pabrik tersebut.
Detail video yang diunggah pada pagi dini hari serupa dengan tampilan pabrik minyak. Akan tetapi pengendara yang melalui jalan tol pada Senin pagi tidak melihat kerusakan di pabrik tersebut.
Media yang dikelola pemerintah Arab Saudi belum melaporkan serangan Houthi tersebut. Perusahaan minyak Aramco yang sudah dipasarkan ke publik belum merespons permintaan komentar.
Sahamnya yang diperdagangkan di pasar saham Tadawul, Riyadh, turun sedikit. Harga minyak mentah tetap stabil di kisaran 40 dolar AS per barel.
Klaim serangan ini disampaikan tidak lama setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Arab Saudi adalah tuan rumah pertemuan G20 yang selesai pada Ahad (22/11) kemarin.
Sejak Maret 2015 lalu koalisi yang dipimpin Arab Saudi berperang melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman. Dalam perang tersebut Arab Saudi dikritik karena serangan udara mereka menewaskan masyarakat sipil.
Houthi biasanya menggunakan rudal Quds untuk menyerang Arab Saudi. Rudal Quds-1 jiplakan versi kecil mesin jet buatan Ceko TJ-100 yang dapat menjangkau sasaran sejauh 700 kilometer.
Para pakar di PBB tidak percaya rudal tersebut dibangun di Yaman. Mereka yakin rudal itu dijual dan diperdagangkan dengan melanggar embargo senjata ke Yaman.
Iran menggunakan jiplakan mesin TJ-100 di program pesawat tanpa awak mereka. Pakar PBB, negara-negara Arab, dan Barat mengatakan Iran memasok senjata ke Houthi, tuduhan yang dengan tegas dibantah Teheran.