REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China mengatakan akan merespons laporan kunjungan Laksamana Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ke Taiwan. China juga menegaskan sepenuhnya menentang hubungan militer apa pun antara AS dan Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhou Lijian mengatakan 'dengan tegas menentang' segala bentuk hubungan militer atau pertukaran antara pemerintah AS dan Taiwan. Zhou menegaskan China meminta AS sepenuhnya menghormati sensitivitas isu Taiwan.
"Pihak China akan, berdasarkan perkembangan situasi selanjutnya, membuat respons yang sah dan tepat," kata Lijian tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut dalam konferensi pers, Senin (23/11).
Sebelumnya dua orang sumber mengatakan laksamana bintang dua Angkatan Laut AS mengunjungi Taiwan tanpa pemberitahuan. Laksamana tersebut bertugas mengawasi intelijen militer di wilayah Asia-Pasifik.
Para sumber yang tak bersedia namanya disebutkan itu mengatakan perwira tinggi angkatan laut AS tersebut adalah Laksamana Muda Michael Studeman. Salah satu sumber adalah pejabat pemerintah Taiwan yang mengetahui kunjungan itu.
Berdasarkan situs Angkatan Laut AS, Studeman adalah kepala Komando Militer AS wilayah Indo-Pasifik atau Indopacom J2. Pentagon dan Kementerian Pertahanan Taiwan menolak memberikan komentar mengenai hal ini.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengonfirmasi pada Ahad (22/11) adanya seorang pejabat tinggi AS yang tiba di Taiwan. Namun mereka menolak mengungkapkan detailnya dengan mengatakan kunjungan tersebut bukan untuk disebarkan ke publik.
China yang mengeklaim wilayah otonom Taiwan sebagian dari wilayah mengecam keras kunjungan Menteri Kesehatan AS Alex Azar ke Taipei pada Agustus lalu dan disusul Wakil Menteri Luar Negeri Keith Krach pada September. Negeri Tirai Bambu mengirimkan pesawat ke dalam dua kesempatan tersebut.
Di Manila, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien menekankan komitmen AS ke Taiwan. Ia mengatakan kedua belah pihak memiliki demokrasi yang sama.
"Saya tidak bisa membayangkan dampak yang menerpa balik China dari seluruh dunia jika mereka memaksa menggunakan kekuatan militer ke China. AS bersama mitranya di Taipei, kami akan terus berada di sana," kata O'Brien.