Senin 30 Nov 2020 19:46 WIB

PM Australia untuk Pertama Pidato di Parlemen Secara Virtual

PM Scott Morrison baru saja pulang dari Jepang.

 Perdana Menteri Australia Scott Morrison
Foto: EPA-EFE/LUKAS COCH
Perdana Menteri Australia Scott Morrison

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison menjadi pemimpin pertama di negara itu yang tampil berpidato di hadapan parlemen melalui video, pada Senin. Ia berpidato secara daring saat menjalani masa karantina Covid-19 setelah pulang dari Jepang beberapa waktu lalu.

Morrison berbicara kepada para anggota legislatif Australia secara virtual melalui layar televisi besar yang ditempatkan di gedung parlemen. Namun, langkah seperti itu bukanlah yang pertama kali dilakukan pemimpin di dunia, karena sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga melalukan hal yang sama.

Baca Juga

Morrison, yang pekan lalu bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, membahas mengenai Covid-19 serta aspek pemulihan ekonomi Australia.

"Keberhasilan relatif kita di Australia terkadang melindungi kita dari kerusakan berskala besar yang terus terjadi di wilayah lainnya," kata Morrison melalui video, yang sempat tertunda beberapa menit karena masalah teknis.

Har ii ni menandai 24 jam Australia mengalami nihil kasus penularan lokal virus Corona. Meskipun terdapat satu korban jiwa tambahan sehingga total kematian akibat Covid-19 menjadi 908 kasus.

Sejauh ini, jumlah pasien terinfeksi di Australia tercatat sebanyak 27.800 orang--jauh lebih sedikit daripada jumlah kasus di banyak negara maju lainnya.

Dengan infeksi yang berhasil ditahan penyebarannya, otoritas negara bagian Victoria menyebut bahwa mereka masih akan melanjutkan sistem karantina di hotel bagi penduduk setempat yang baru kembali dari luar negeri.

Victoria sebelumnya sempat melarang masuk warga yang habis berpergian ke luar negeri, menyusul lebih dari 20 ribu kasus baru terkait infeksi para pekerja hotel. Banyak dari pekerja tersebut, yang mempunyai pekerjaan sampingan, kemudian menularkan virus ke lokasi lain di lingkungan masyarakat.

Wabah itu akhirnya dapat dikendalikan dengan aturan karantina wilayah secara ketat yang diterapkan lebih dari 100 hari di ibu kota negara bagian Victoria, Melbourne, yang berpenduduk sekitar lima juta jiwa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement