REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Jakarta turut mengecam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka asal negaranya Mohsen Fakhrizadeh. Menurut Kedubes terdapat beberapa tujuan di balik pembunuhan tersebut.
Pertama menghambat pendekatan diplomatik dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan di tingkat regional serta internasional. Kedua merampas hak sah Iran atas penggunaan teknologi nuklir damai sebagaimana ditetapkan peraturan internasional.
"Menciptakan krisis skala besar untuk semakin membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil dan mempersulit perjanjian nuklir Iran (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA)," kata Kedubes Iran lewat rilis yang diterima Republika.co.id, pada Kamis (3/12).
Menurut Kedubes Iran, Fakhrizadeh memiliki peran besar dalam berbagai proyek Iptek Iran yang bertujuan damai. Dia turut terlibat dalam pengembangan kit uji coba dan vaksin Covid-19 pertama di negara tersebut.
Kedubes Iran menyebut dalam beberapa tahun terakhir beberapa ilmuwan dan pahlawan nasional negaranya dibunuh dalam berbagai serangan teroris. "Bukti kuat kami dengan jelas menunjukkan bahwa pusat-pusat tertentu asing berada di balik pembunuhan-pembunuhan tersebut," katanya.
Terkait pembunuhan Fakhrizadeh, Kedubes Iran meyakini Israel menjadi dalangnya. "Sebuah konspirasi jahat yang telah dirancang rezim Zionis Israel yang merupakan satu-satunya pemilik senjata nuklir di kawasan untuk memicu kelacauan di wilayah Timur Tengah," ujarnya.
Kedubes Iran menegaskan pembunuhan Fakhrizadeh merupakan pelanggaran nyata terhadap aturan internasional dan prinsip moral serta kemanusiaan. Iran berharap komunitas internasional dan negara-negara pembela hak asasi manusia mengutuk terorisme yang disponsori negara.
Pada 27 November Mohsen Fakhrizadeh dibunuh di Teheran. Dia dan pengawalnya diserang oleh kelompok bersenjata. Pembunuhan itu tak hanya dikecam Iran, tapi juga sejumlah negara lain di kawasan seperti Bahrain, Qatar, Yordania, dan Turki,
Pejabat politik dan militer Iran menuding Israel sebagai dalang di balik serangan dan pembunuhan terhadap Fakhrizadeh. "Sekali lagi, tangan-tangan jahat Arogansi Global dan para pembunuh bayaran Zionis (Israel) telah ternoda oleh darah seorang putra Iran," kata Presiden Iran Hassan Rouhani.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas aksi pembunuhan tersebut. Ia pun menegaskan bahwa negaranya bakal tetap melanjutkan pekerjaan Fakhrizadeh. Meski informasi terkait dirinya tak banyak diketahui, tapi banyak laporan yang menyebut bahwa Fakhrizadeh merupakan tokoh utama di balik pengembangan nuklir Iran.