Kamis 10 Dec 2020 14:21 WIB

Pompeo Tuduh Universitas AS Lemah Terhadap Tekanan China

Pompeo merupakan garda depan sikap keras pemerintahan Trump terhadap China

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Pompeo merupakan garda depan sikap keras pemerintahan Trump terhadap China. Ilustrasi.
Foto: AP/Patrick Semansky/AP POOL
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Pompeo merupakan garda depan sikap keras pemerintahan Trump terhadap China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menuduh universitas-universitas AS lemah terhadap tekanan China sehingga tidak mengkritik Partai Komunis China. Dalam serangan itu Pompeo menyebutkan nama dua administrator kampus.

Sebelum meninggalkan Gedung Putih, pemerintahan Donald Trump semakin menegaskan sikap mereka terhadap China. Pompeo mengeklaim universitas di seluruh AS menolak membahas tuduhan pemerintah mengenai upaya China memengaruhi mahasiswa dan akademisi.

Baca Juga

Ia menuduh presiden Massachusetts Institute of Technology (MIT) menolak memberikannya panggung pidato. Pompeo juga menyebut nama pejabat tinggi University of Washington atas kasus yang melibatkan mahasiswa dari China. Kedua universitas itu dengan sigap dan tegas membantah tuduhan tersebut.

Dalam pidatonya di Georgia Institute of Technology, Pompeo membela sikap keras pemerintah Trump terhadap China. Pidato itu disampaikan satu bulan sebelum pemilihan anggota Senat yang menentukan siapa yang akan menguasai Senat, Partai Demokrat atau Partai Republik.

"Masyarakat Amerika harus tahu betapa beracunnya Partai Komunis China di pendidikan tinggi kami untuk tujuan mereka sendiri dan bagaimana tindakan tersebut menurunkan kadar kebebasan dan keamanan nasional kami. Jika kami tidak mendidik diri kami sendiri, kami akan disekolahkan oleh Beijing," kata Pompeo, Rabu (9/12).

"Mereka tahu kampus-kampus yang condong ke kiri dipenuhi sikap anti-Amerika dan target mudah untuk mencari audiens pesan-pesan anti-Amerika mereka," tambahnya.  

Pompeo merupakan garda depan sikap keras pemerintahan Trump terhadap China dalam isu Taiwan, Tibet, Hong Kong, Provinsi Xinjiang, dan Laut China Selatan. Ia memberlakukan sanksi berlapis bagi pejabat-pejabat pemerintah China.

Ia membatasi visa diplomat, jurnalis, dan akademisi dari China. Pompeo juga melobi negara lain untuk tidak memakai teknologi telekomunikasi dari China.

Namun pidatonya di Georgia cukup mengejutkan sebab ia menyebutkan secara langsung dua nama pejabat tinggi universitas AS yang ia tuduh bekerja sama dengan China. Pompeo mengatakan awalnya ia ingin memberikan pidato di MIT tapi presiden institusi pendidikan sains ternama di dunia itu menolaknya karena takut menyinggung Beijing.

"MIT tidak tertarik memberi saya tempat berpidato di kampus mereka. Presiden Rafael Reif menyiratkan argumen saya mungkin menghina mahasiswa dan profesor etnis China," kata Pompeo.

Juru bicara MIT Kimberly Allen menolak pernyataan Pompeo. Ia mengatakan kampusnya menolak kehadiran Pompeo karena peraturan pembatasan sosial virus corona. Allen mengatakan MIT juga membatalkan sejumlah acara pejabat tinggi lainnya.

"(Reif) khawatir kunjungan pejabat tinggi mungkin tidak hanya akan menarik perhatian banyak penonton tapi juga memperlihatkan pada mahasiswa, MIT tidak menanggapi dengan serius peraturannya sendiri," kata Allen.

"Presiden Reif menyampaikan secara lisan keputusan MIT, yang berdasarkan komitmen pada kesehatan mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus, dengan penyesalan yang mendalam," tambahnya.

Pompeo juga mengkritik direktur hubungan federal University of Washington Sarah Castro yang ia tuduh tidak membantu mahasiswa asal China, Vera Zhou, yang ditahan di Negeri Tirai Bambu sejak 2017 lalu. Pompeo menuduh Castro khawatir bantuannya dapat membahayakan 'kesepakatan jutaan dolar' antara universitas dengan Beijing.

"Sekarang, terima kasih Tuhan, Vera sudah dibebaskan dan kembali ke AS, tapi tidak terima kasih pada University of Washington dan tidak terima kasih pada kesepakatan mereka dengan China," kata Pompeo.

Juru bicara University of Washington Victor Balta menyebut pidato Pompeo pengelakan ketidakmampuan yang 'memalukan' dan 'keterlaluan'. Ia mengatakan Pompeo mengambil 'tindakan yang tidak efektif' dengan mengatas atas namakan Zhou.

"Sangat aneh Menteri Luar Negeri berpikir dalam situasi ini universitas memiliki wewenang yang lebih besar daripada pemerintah Amerika Serikat, tidak pantas mengambil satu nama staf untuk disebutkan dan pernyataannya sepenuhnya salah," kata Balta.

Balta mengatakan University of Washington tidak memiliki catatan dari Departemen Luar Negeri mengenai negosiasi dengan China. Ia juga mengatakan tidak mengetahui 'kesepakatan jutaan dolar' yang disebutkan Pompeo.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement