Sabtu 26 Dec 2020 05:50 WIB

Berkhianat, Tentara Israel Dihabisi Mossad, Jasadnya Dibuang

Mosad menculik Alexander Israel yang menjual dokumen rahasia ke Mesir.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Operasi agen rahasia Mossad
Foto:

Suara bel di markas besar Mossad berdering kencang. Bagi kepala Mossad saat itu Isser Harel ada perbedaan besar antara mendapatkan pengarahan dari atase asing di negara ketiga dan mendapat pengarahan di ibu kota negara musuh.

 

Harel yakin di Kairo, Kapten Israel akan diinterogasi oleh pakar dan semakin banyak informasi rahasia yang bocor. Karena itu ia harus menghentikan Kapten Israel datang ke ibu kota Mesir itu dengan segala cara.  

 

Harel harus membentuk tim operasionalnya di Roma dan saat itu Mossad tidak memiliki departemen operasional sehingga mereka menggunakan unit Shabak. Komandan tim itu seorang legenda bernama Rafi Eitan. Agen gemuk, lincah, dan periang tapi juga gigih, kreatif dan kejam.

 

Ia terlibat banyak misi bahkan sebelum Israel berdiri, ia terlibat dengan organisasi rahasia Aliya Beth yang menyelundupkan orang Yahudi Eropa ke Palestina walaupun sudah ada larangan dari pemerintah Inggris.

 

Eitan membawa pengungsi Yahudi dengan perahu bobrok melewati kapal-kapal perang Inggris. Misi yang membuatnya menjadi legenda di Israel adalah ia meledakan fasilitas radar Inggris di Haifa.

 

Di Roma ia ditemani agen Raphael Medan and Emmanuel (Emma) Talmor. Agen yang lain bergabung kemudian. Mereka berencana menyergap Kapten Israel di Bandara Fiumicino, Roma. Mereka mendapatkan satu perintah. Jangan biarkan Kapten Israel masuk pesawat.

 

"Dia tidak boleh masuk ke pesawat, buat perkelahian palsu, kalahkan dia, dan lukai bila perlu, dan bila semua langkah itu gagal, tembak dan bunuh dia!" kata perintah tersebut.

 

Ini perintah pertama yang Mossad berikan kepada agennya untuk membunuh orang Yahudi. Tapi penyergapan di bandara tidak terjadi. Informasi mengenai perjalanan ke Mesir tampaknya salah.

Kapten Israel menetap beberapa hari di Roma, lalu ketika ia meninggalkan kota ia berkeliling Eropa. Eitan dan timnya pun terpaksa mengikuti. Ia datang ke Zurich, Jenewa, Genoa, Paris dan Wina. Tiba-tiba Kapten Israel menghilang. Tim Eitan pun mencarinya kemana-mana tapi gagal.

 

Di Wina ada organisasi rahasia yang bernama Nativ, kelompok yang bertugas membawa orang Yahudi di Eropa Timur dan Blok Timur ke Israel. Orang-orang Nativ menjaga hubungan baik dengan Mossa. Pada suatu hari di bulan Desember ada istri anggota Nativ yang orang Bulgaria mengejutkannya.

 

"Kamu tidak akan percaya ini, tadi pagi saya berjalan dan tiba-tiba bertabrakan dengan teman lama saya dari Sofia, saya sudah tidak pernah melihatnya selama bertahun-tahun, kami satu sekolah, satu kelas! Benar-benar kebetulan, kan?" kata istri orang Nativ tersebut.

 

"Yang benar? Siapa namanya?" tanya si suami.

 

"Alexander Israel, Kami ada janjian makan siang besok," jawab istrinya.

 

Orang Nativ tersebut tahu Eitan sedang mencari orang yang sesuai dengan deskripsi istrinya dan segera memberitahu agen Mossad tersebut. Keesokan harinya dua agen Mossad makan siang di restoran yang sama, duduk tidak jauh dari Alexander Israel dan teman lamanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement