REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengumumkan pada Rabu (30/12) bahwa negaranya akan memulai negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) mengenai sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Langkah ini diambil setelah Washington menyatakan ancaman dan sanksi atas keputusan Ankara itu.
Berbicara pada konferensi pers, Cavusoglu mengonfirmasi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sekarang telah menunjukkan minat untuk membentuk kelompok kerja bersama. "Dalam pertemuan kami dengan Pompeo, kami mengatakan proposal kami masih berlaku dan Amerika berkata, 'mari bekerja sama dalam masalah ini'. Ada pembicaraan sekarang, kelompok kerja gabungan belum dibentuk," ujarnya dikutip dari Middle East Monitor.
Pengumuman Cavusoglu terjadi beberapa hari setelah sanksi baru AS dijatuhkan pada sekutu NATO ini. Beberapa pihak yang terlibat, seperti Direktorat Industri Pertahanan Turki (SSB), ketuanya Ismail Demir, dan tiga karyawan lainnya bulan ini menerima sanksi tersebut setelah Ankara mengakuisisi S-400.
Pejabat Turki menyatakan bahwa membeli S-400 bukanlah pilihan, melainkan suatu keharusan. Hal ini mempertimbangkan dengan kondisi Turki tidak dapat memperoleh sistem pertahanan udara dari sekutu NATO mana pun dengan persyaratan yang memuaskan.