Mabbatt mengatakan, kondisi kakinya saat itu memunculkan perasaan sakit yang sangat menyiksa. Oleh karena itu, dia merasa jauh lebih mudah untuk menyetujui keputusan amputasi tersebut.
"Saya diamputasi pada 15 Desember dan dipulangkan dari rumah sakit setelah delapan hari," ujar Mabbatt.
Mabbatt bisa menerima kondisinya saat ini dengan lapang dada. Dia masih bisa bekerja dari rumah menggunakan kursi roda dan dengan latihan dia pun bisa kembali berjalan menggunakan bantuan kaki prostetik.
Mabbatt berharap kondisinya saat ini dapat menjadi pengingat bagi semua orang mengenai seberapa seriusnya kondisi pandemi Covid-19. Meski memiliki kondisi yang sehat dan bugar, Covid-19 membuatnya harus kehilangan satu kaki. Oleh karena itu, Mabbatt ingin orang-orang bisa menghadapi kondisi ini dengan serius.
Di sisi lain, Mabbatt juga menyayangkan masih ada banyak orang yang tidak kooperatif dalam menghadapi pandemi. Bahkan orang-orang tak hanya menentang kebijakan lockdown tetapi juga menjual pernak-pernik anti lockdwon.
"Bagi orang-orang ini, mereka mungkin tak akan menyadari seberapa seriusnya kondisi ini sampai seseorang yang mereka kenal terdampak (Covid-19)," tutur Mabbatt.