REPUBLIKA.CO.ID, AL-ULA -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan al-Saud mengatakan, Arab Saudi dan tiga sekutu Arabnya setuju untuk memulihkan hubungan penuh dengan Qatar. Pengumuman ini dilakukan setelah Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, bertemu.
Pernyataannya muncul setelah para pemimpin Teluk menandatangani perjanjian solidaritas dan stabilitas di Arab Saudi. Perjanjian ini dilakukan saat mereka bertemu untuk KTT ke-41 Dewan Kerja Sama Teluk pada Selasa (5/1). Sehari sebelumnya, Saudi mengumumkan pembukaan kembali perbatasan darat dengan Qatar setelah perselisihan selama 3,5 tahun.
Penandatanganan perjanjian baru ini membuat Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain kembali menjalankan hubungan baik. Sebelumnya mereka memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan serta memberlakukan pembatasan darat, laut, dan udara.
Dikutip dari Aljazirah, keempat negara tersebut menuduh Doha mendukung kelompok teroris dan terlalu dekat dengan Iran. Tuduhan tersebut pun terus dibantah oleh Qatar.
Kputusan Saudi menandai tonggak penting untuk menyelesaikan krisis Teluk, jalan menuju rekonsiliasi penuh masih jauh dari jaminan. Keretakan hubungan antara Abu Dhabi dan Doha paling dalam, dengan UEA dan Qatar memiliki perbedaan ideologis yang tajam.
Meski begitu, Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash menyuarakan optimisme atas perjanjian itu. Namun, langkah-langkah membangun kepercayaan diperlukan untuk membangun kembali hubungan.
"Kami harus realistis tentang kebutuhan untuk memulihkan kepercayaan dan memulihkan kohesi," ujar Gargash mengatakan kepada televisi Al Arabiya.