REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, dirinya tidak akan menghadiri pelantikan presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden pada 20 Januari mendatang. Hal itu presiden katakan melalui Twitter resminya, Jumat (8/1) pagi waktu setempat.
"Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari," ujar Trump seperti dikutip laman Business Insider, Sabtu (9/1).
Jika benar tidak hadir, Trump akan bergabung dengan daftar pendek presiden yang melewatkan pelantikan presiden terpilih seperti John Adams, John Quincy Adams, dan Andrew Johnson. Dia adalah presiden pertama yang pergi sejak 1869 yang menolak menghadiri pelantikan penerus mereka.
Pengumuman presiden pada Jumat (8/1) waktu setempat ini datang sehari setelah dia mengatakan akan ada transisi yang tertib pada tanggal 20 Januari. Hal ini juga presiden katakan hanya dua hari setelah dia memprovokasi percobaan kudeta di Capitol AS.
"Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilu, dan fakta menunjukkan kepada saya, namun akan ada transisi yang tertib pada 20 Januari," kata Trump dalam sebuah pernyataan, Kamis sebelumnya.
Trump telah berulang kali dan tanpa dasar mengeklaim dia kalah dalam pemilu 2020 dari Biden karena penipuan pemilih massal. Dalam sebuah video yang diunggah ke Twitter pada Kamis (7/1), Trump untuk pertama kalinya mengakui bahwa pemerintahan baru akan mengambil alih.
"Pemerintahan baru akan diresmikan pada 20 Januari. Fokus saya sekarang beralih ke memastikan transisi kekuasaan yang mulus, teratur, dan lancar. Momen ini membutuhkan penyembuhan dan rekonsiliasi," ujar Trump.
Trump dalam video tersebut mengutuk kekerasan di Capitol Hill. Dia mengecam "serangan keji" di Capitol oleh para pendukungnya.