REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan insiden kerusuhan Gedung Kongres Amerika Serikat (AS) oleh para pendukung Presiden Donald Trump menunjukkan kelemahan dan kegagalan demokrasi Barat. Rouhani menilai Trump adalah "orang yang tidak layak" yang mempermalukan negaranya.
"Kami telah melihat kerusakan apa yang ditimbulkan oleh orang populis terhadap negaranya sendiri dalam empat tahun terakhir, membawa aib bagi bangsanya sementara juga menimbulkan kerusakan besar di wilayah kami, di Palestina, Suriah dan Yaman," kata Rouhani, seperti dilansir laman Middle East Monitor, Sabtu (9/1).
Para pengunjuk rasa pendukung Trump awalnya melakukan aksi demonstrasi di Washington. Mereka kemudian menerobos masuk Gedung Kongres Capitol Hill. Pendukung Trump berusaha memblokir sertifikasi formalitas konstitusional yang akan melantik Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari.
Dalam insiden ini, seorang wanita tewas karena luka tembak, dan tiga orang lainnya juga dilaporkan tewas dalam apa yang disebut polisi darurat medis. Satu polisi di gedung Capitol juga tewas dalam insiden tersebut. Para perusuh mendobrak Gedung Kongres, membuat polisi kewalahan, dan membuat pihak berwenang mengamankan para anggota parlemen ke lokasi aman demi keselamatan.
Kerusuhan juga membuat beberapa pejabat mundur. Beberapa pejabat tinggi pemerintahan Trump telah mengundurkan diri sebagai protes atas insiden Capitol, termasuk dua anggota kabinet yaitu Elaine Chao, Menteri Transportasi dan Betsy DeVos, Menteri Pendidikan.