Jumat 15 Jan 2021 13:47 WIB

Diabetesi Perlu Perlindungan Lebih dari Virus yang Bermutasi

Inggris didesak masukkan diabetesi ke daftar orang yang perlu dilindungi dari Covid.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Pengetesan kadar gula darah. Dari penelitian awal pandemi, ditemukan hampir satu dari tiga orang yang meninggal akibat SARS-CoV-2 di rumah sakit yang mengidap diabetes.
Foto:

Kepala Eksekutif di Diabetes Inggris, Chris Askew OBE dan Kepala Eksekutif di JDRF, Karen Addington mengatakan, dengan meningkatnya penularan virus baru corona, sudah waktunya bagi mereka yang mengidap diabetes, terlebih yang sangat berisiko, harus segera diberikan perlindungan.

“Kami sangat khawatir. Kami tidak dapat membiarkan penderita diabetes dengan risiko terbesar dipaksa masuk ke dalam bahaya demi melindungi pendapatan mereka. Pemerintah bersama dengan kepala petugas medis Inggris harus mendengarkan keprihatinan kami dan segera bertindak,” kata mereka.

Tinggal di rumah

Dilansir The Sun, Jumat (15/1), sekitar dua juta orang diperintahkan tetap tinggal di rumah selama Inggris menerapkan karantina wilayah pada awal Januari. Ini berlaku untuk semua orang di Inggris yang telah diidentifikasi sebagai sangat rentan secara klinis (CES).

Mereka yang termasuk dalam kelompok itu telah menerima surat dari lembaga kesehatan masyarakat (NHS) dan dokter umum yang menyarankan untuk tetap di rumah, kecuali untuk menghadiri janji medis. Mereka juga akan mendapatkan akses prioritas vaksin corona.

Sebelumnya, Pemerintah Inggris menargetkan semua orang dalam kelompok ini divaksinasi pada pertengahan Februari. Meski begitu, diabetesi digolongkan sebagai “rentan secara klinis”, bukan “sangat rentan secara klinis” seperti penderita kanker atau penyakit jantung.

Selama pandemi, para ilmuwan memperdebatkan apakah diabetesi membutuhkan perlindungan lebih. Angka resmi menunjukkan orang dengan diabetes tipe 1 autoimun, 3,5 kali lebih mungkin meninggal jika mereka tertular Covid-19 daripada non-diabetes. Sementara pengidap diabetes tipe 2 yang umumnya dikaitkan dengan kelebihan berat badan, memiliki potensi meninggal dua kali lebih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement