Jumat 15 Jan 2021 22:08 WIB

China Bangun Fasilitas Karantina Baru Covid-19

Fasilitas ini akan memiliki kapasitas 3.000 unit.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
virus corona (ilustrasi).
Foto:

Lapor baru menunjukan, sembilan kasus dibawa dari luar negeri. Sementara penularan lokal juga terjadi di wilayah selatan Guangxi dan provinsi utara Shaanxi. Secara keseluruhan, China telah melaporkan 87.988 kasus yang dikonfirmasi dengan 4.635 kematian.

Kondisi terbaru ini menunjukkan kemampuan virus untuk menyebar di negara yang luas berpenduduk 1,4 miliar itu meskipun dikarantina, pembatasan perjalanan, dan pemantauan elektronik. Shijiazhuang telah ditempatkan di bawah penguncian virtual, bersama dengan kota Xingtai dan Langfang di Hebei, sebagian dari Beijing, serta kota-kota lain di timur laut. Pengaturan ini telah memutus rute perjalanan. Sementara lebih dari 20 juta orang telah diberitahu untuk tinggal di rumah selama beberapa hari mendatang.

Lonjakan di China utara terjadi ketika para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk mengumpulkan data tentang asal-usul pandemi setelah tiba di Wuhan pada Kamis (14/1). Wilayah ini menjadi tempat virus Corona pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.

Anggota tim WHO harus menjalani karantina selama dua minggu sebelum dapat memulai kunjungan lapangan. Sebanyak dua dari 15 anggota ditahan di Singapura karena status kesehatan.

Kementerian Luar Negeri mengumumkan, salah satunya, warga negara Inggris, disetujui untuk bepergian pada Jumat setelah dinyatakan negatif untuk virus Corona. Sementara yang kedua, seorang warga Sudan dari Qatar, kembali dites positif.

Kunjungan tersebut disetujui oleh pemerintah Presiden Xi Jinping setelah perselisihan diplomatik berbulan-bulan. Masalah tersebut pun memicu keluhan publik yang tidak biasa dari kepala WHO.

Para ilmuwan menduga virus yang telah menewaskan lebih dari 1,9 juta orang sejak akhir 2019 itu menular ke manusia dari kelelawar atau hewan lain, kemungkinan besar di barat daya China. Mantan pejabat WHO, Keiji Fukuda, memperingatkan agar tidak meningkatkan ekspektasi untuk setiap terobosan dari kunjungan tersebut.

Fukuda yang tidak masuk dalam tim kunjungan ini mengatakan, mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum kesimpulan jelas dapat dibuat. "China akan keluar untuk menghindari kesalahan, mungkin mengubah narasi, mereka ingin tampil sebagai orang yang kompeten dan transparan," katanya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement