Menanggapi penelitian itu, penasihat vaksin Pemerintah Inggris mengatakan, kemanjuran vaksin itu sekitar 89 persen, dimulai 14 hari setelah dosis pertama. Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) Inggris juga menyebut bahwa perlindungan jangka pendek satu dosis cukup tinggi.
Berpegang pada alasan itulah, keputusan untuk memberi warganya dosis kedua setelah 12 pekan dilakukan alih-alih tiga pekan. Hal itu dilakukan untuk mempercepat peluncuran vaksin secara luas dan menyelamatkan banyak nyawa. Namun demikian, penelitian pendahuluan yang tidak dipublikasikan dari Israel tersebut melukiskan gambaran yang mengkhawatirkan.
Penelitian di dunia nyata
Penelitian yang dilakukan Israel menjadi pertama yang mencermati dampak vaksin dipelajari di luar uji klinis, yakni di dunia nyata. Menurut Kepala Penasihat Ilmiah di Inggris, Sir Patrick Vallance, kemanjuran pada kenyataannya memang bisa saja menurun dibandingkan hasil yang terlihat dalam uji klinis.
Menurut Vallance, dengan mempertimbangkan data penelitian baru dari Israel, saat ini Inggris juga harus berhati-hati. Ia menyebut, Inggris harus mengumpulkan lebih banyak informasi mengenai dampak pemakaian vaksin tersebut dalam beberapa pekan mendatang.