Jumat 22 Jan 2021 19:56 WIB

Kremlin Sambut Hangat Perpanjangan Pakta Nuklir dengan AS

Biden telah mengusulkan ke Rusia perpanjangan lima tahun perjanjian New START.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: EPA-EFE/MICHAIL KLIMENTYEV/SPUTNIK/KREMLIN
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana Kremlin menyambut baik proposal Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, untuk memperpanjang perjanjian pengaturan senjata nuklir antara kedua negara. Perjanjian tersebut akan berakhir dalam waktu kurang dari dua minggu.

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan, Moskow bersiap untuk memperpanjang pakta dan menunggu untuk melihat rincian proposal AS. Pernyataan ini sejalan dengan Gedung Putih yang menyatakan tawaran sebelumnya.

Baca Juga

Gedung Putih pada Kamis (21/1) mengatakan, bahwa Biden telah mengusulkan ke Rusia perpanjangan lima tahun perjanjian New START. Perjanjian ini ditandatangani pada 2010 oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

Isi perjanjian itu membahas tentang pembatasan setiap negara untuk tidak memiliki lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan. Perjanjian ini akan berakhir pada 5 Februari.

"Amerika Serikat bermaksud untuk mengupayakan perpanjangan lima tahun New START, jika perjanjian mengizinkan. Perpanjangan ini bahkan lebih masuk akal ketika hubungan dengan Rusia bermusuhan seperti saat ini," kata sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki.

Pemerintah Donald Trump tidak berhasil untuk memperluas cangkupan New START dengan memasukkan China. Negara Asia ini program nuklirnya sedang berkembang tetapi masih jauh lebih kecil daripada program nuklir Rusia dan AS.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement