Senin 25 Jan 2021 14:58 WIB

Uni Emirat Arab Bangun Kedubes di Tel Aviv Israel

Israel mengumumkan akan membuka kedutaan besar di Abu Dhabi.

(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).
Foto: Jim Lo Scalzo/EPA
(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Kabinet Uni Emirat Arab (UEA) menyetujui rencana mendirikan kedutaan besar di Kota Tel Aviv, Israel. Sementara Israel mengumumkan akan membuka kedutaan besar di Abu Dhabi.

UEA menjadi negara Arab Teluk pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada Agustus lalu. Keputusan itu membuat marah rakyat Palestina yang khawatir langkah tersebut akan melemahkan posisi koalisi Arab yang selama ini mengecam pendudukan ilegal dan masa depan negara Palestina.

Baca Juga

Bahrain, Sudan dan Maroko mengikuti langkah UEA dan sepakat memperbaiki hubungan dengan Israel. Kesepakatan-kesepakatan tersebut ditengahi pemerintahan Donald Trump. Palestina menyebut perjanjian itu sebagai 'tusukan di punggung'.

Pada Senin (25/1) Aljazirah melaporkan belum ada detail lebih lanjut mengenai kedutaan besar UEA di Israel. Otoritas Israel menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota mereka walaupun sebagian besar masyarakat internasional tidak mengakuinya.

Pemimpin-pemimpin Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibukota negara Palestina di masa depan. Sebagian besar negara menempatkan kedutaan besar mereka di Tel Aviv.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement