REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Kabinet Uni Emirat Arab (UEA) menyetujui rencana mendirikan kedutaan besar di Kota Tel Aviv, Israel. Sementara Israel mengumumkan akan membuka kedutaan besar di Abu Dhabi.
UEA menjadi negara Arab Teluk pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada Agustus lalu. Keputusan itu membuat marah rakyat Palestina yang khawatir langkah tersebut akan melemahkan posisi koalisi Arab yang selama ini mengecam pendudukan ilegal dan masa depan negara Palestina.
Bahrain, Sudan dan Maroko mengikuti langkah UEA dan sepakat memperbaiki hubungan dengan Israel. Kesepakatan-kesepakatan tersebut ditengahi pemerintahan Donald Trump. Palestina menyebut perjanjian itu sebagai 'tusukan di punggung'.
Pada Senin (25/1) Aljazirah melaporkan belum ada detail lebih lanjut mengenai kedutaan besar UEA di Israel. Otoritas Israel menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota mereka walaupun sebagian besar masyarakat internasional tidak mengakuinya.
Pemimpin-pemimpin Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibukota negara Palestina di masa depan. Sebagian besar negara menempatkan kedutaan besar mereka di Tel Aviv.