REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi melakukan perlawanan dengan meminta rakyat Myanmar menolak kudeta yang dilakukan oleh militer. Pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu mendorong masyarakat untuk melakukan aksi protes. Hal tersebut disampaikan melalui laman Facebook resmi San Suu Kyi.
“Tindakan militer adalah tindakan untuk mengembalikan negara di bawah kediktatoran. Saya mendesak orang-orang untuk tidak menerima ini, untuk menanggapi dan dengan dengan sepenuh hati untuk memprotes kudeta oleh militer,” tulis pernyataan San Suu Kyi dalam unggahan itu, seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (1/2).
Kemudian, dalam pernyataan itu, Suu Kyi juga mengatakan, tindakan militer tersebut tidak dapat dibenarkan dan bertentangan dengan konstitusi serta keinginan rakyat.
Meski demikian, belum dapat dipastikan, siapa yang mengunggah pernyatan tersebut. Sebab, dari pihak NLD tidak merespons panggilan telepon dari awak media setempat.
Sementara itu, seorang pemimpin senior Partai NLD, Win Htein, menyebut, keputusan Jenderal Min Aung Hlaing untuk melakukan kudeta saat Myanmar sedang berjuang menangani pandemi Covid-19 menunjukkan ambisi pribadi dibandingkan kepedulian terhadap negara.
“Perekonomian negara sedang turun. Saat ini, fakta bahwa dia melakukan kudeta menunjukkkan bahwa dia tidak memikirkan masa depan,” kata Win Htein dalam video yang diunggah di Facebook.