Jumlah peserta lebih sedikit dibandingkan saat uji coba untuk mencari tahu apakah vaksin efektif untuk melindungi diri dari virus korona atau tidak. Uji coba ini tidak menilai efektivitas kombinasi vaksin tapi peneliti akan mengukur respon antibodi dan T-cell serta memantau efek samping yang tidak terduga.
Uji coba ini dipimpin oleh ahli vaksin Oxford Matthew Snape. Ia mengatakan hasil awal uji coba ini dapat memberi informasi mengenai penerapan vaksin pada pertengahan tahun kedua ini.
"Hasil yang kami perkirakan akan kami dapatkan pada bulan Juni atau sekitar itu, akan memberi informasi dosis yang menguatkan populasi umum," katanya.
Uji coba ini sedang mencari peserta berusia di atas 50 tahun yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan orang muda. Peserta juga harus belum pernah divaksin.
Vaksin AstraZeneca juga dikombinasikan dengan vaksin Rusia, Sputnik V. Kepala penelitian perusahaan asal Inggris itu mengatakan harusnya semakin banyak penelitian yang mengkombinasikan vaksin.