REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Tim ahli internasional WHO yang menyelidiki asal-usul Covid-19 telah menolak teori bahwa virus itu berasal dari laboratorium. Kepala misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Peter Ben Embarek, mengatakan sangat tidak mungkin virus itu bocor dari laboratorium di kota Wuhan, China.
Dia mengatakan lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengidentifikasi sumber virus, dilansir di BBC, Selasa (9/2).
Komentar tersebut muncul pada akhir misi bersama WHO-China. Wuhan, di provinsi Hubei barat China, adalah tempat pertama di dunia yang terdeteksi virus corona. Sejak itu, lebih dari 106 juta kasus dan 2,3 juta kematian telah dilaporkan di seluruh dunia.
Dr Embarek mengatakan pada konferensi pers bahwa penyelidikan telah mengungkap informasi baru, tetapi tidak secara dramatis mengubah gambaran wabah tersebut. Para ahli percaya bahwa virus kemungkinan besar berasal dari hewan, sebelum menyebar ke manusia, tetapi mereka tidak yakin bagaimana caranya.
Dr Embarek mengatakan pekerjaan untuk mengidentifikasi asal-usul Covid-19 menunjuk ke reservoir alami pada kelelawar, tetapi hal itu tidak mungkin terjadi di Wuhan. Para ahli mengatakan tidak ada indikasi bahwa virus itu beredar di Wuhan sebelum kasus resmi pertama tercatat di sana pada Desember 2019.
Liang Wannian, seorang ahli di Komisi Kesehatan China, mengatakan Covid-19 mungkin telah berada di wilayah lain sebelum terdeteksi di Wuhan.
"Ini menunjukkan kemungkinan peredaran yang dilaporkan terlewat di wilayah lain," kata Dr. Liang Wannian, kepala panel Covid-19 di Komisi Kesehatan Nasional China dan pimpinan China dalam tim internasional gabungan yang mencakup ilmuwan WHO.
Kasus pertama penyakit mirip pneumonia dilaporkan di Wuhan, kota berpenduduk sekitar 11 juta orang di Sungai Yangtze di provinsi Hubei tengah, pada Desember 2019. Ada spekulasi sebelumnya dalam pandemi, yang sebagian dipicu oleh mantan Presiden AS Donald Trump, bahwa virus itu diproduksi atau secara tidak sengaja bocor dari laboratorium di Institut Virologi Wuhan.
Tetapi teori ini sebagian besar telah ditolak oleh komunitas ilmiah global dan peneliti China yang bekerja di lab tersebut.