REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sidang pemakzulan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dimulai Selasa (9/2) waktu setempat. Prosesnya sempat diwarnai linangan air mata. Ketua Penuntut DPR untuk pemakzulan Jamie Raskin tak dapat menahan emosinya ketika mengenang putri dan menantunya yang berusia 24 tahun bersembunyi dalam ketakutan saat rusuh di Capitol Hill.
Saat hendak menutup pernyataan pembukanya di hadapan 100 anggota senat, Raskin menceritakan bagaimana keluarganya saat itu harus menghadapi ketakutan atas kerusuhan yang menyebabkan petugas keamanan dan empat lainnya meninggal dunia. Putri dan menantu Raskin saat itu hadir sebagai tamu undangan untuk menyaksikan sesi gabungan Kongres pada 6 Januari terkait pengesahan kemenangan pemilihan presiden dari Demokrat Joe Biden.
Pria berusia 58 tahun ini mengatakan, sebelum datang, putrinya sempat bertanya apakah mereka akan aman. Sebab ada kabar ribuan pendukung Trump berencana turun ke Washington mencoba menghentikan proses tersebut. "Saya katakan kepada mereka, tentu saja seharusnya aman. Ini gedung Capitol,” kata Raskin.
Namun, massa kemudian menerobos masuk Capitol. Saat peristiwa terjadi, putrinya Tabitha dan anggota keluarga lainnya berada di sebuah kantor di lantai dasar gedung.
Raskin menceritakan, ketika akhirnya bertemu kembali dengan putri dan menantunya, dia meminta maaf. Ia juga berjanji kepada mereka ini tidak akan terjadi lagi bila mereka berkunjung lain kali.
"Dan kamu tahu apa yang dia katakan? Dia berkata, 'Ayah, saya tidak ingin kembali ke Capitol'," ujar anggota kongres yang menjalani masa jabatan dua tahun ketiganya mewakili negara bagian Maryland dan seorang ahli hukum konstitusi ini.