REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan sambungan telepon dengan ketua Partai Republik di House of Representative Kevin McCarthy saat pendukung Trump menyerang Capitol Hill. Ketika itu Trump mengatakan tampaknya para perusuh lebih peduli dengan hasil pemilu daripada McCarthy.
"Nah, Kevin, saya kira orang-orang ini lebih kesal dengan hasil pemilu daripada Anda," kata Trump berdasarkan anggota parlemen yang diberitahu mengenai sambungan telepon itu oleh McCarthy, seperti dikutip CNN Internasional, Sabtu (13/2).
McCarthy bersikeras para perusuh itu adalah pendukung Trump. Ia mendesak Trump untuk meminta pendukungnya mundur dari Gedung Kongres.
Anggota parlemen yang mengetahui sambungan telepon itu mengatakan Trump dan McCarthy saling berteriak. McCarthy yang marah memberitahu Trump para perusuh menerobos masuk kantornya melalui jendela.
"Kamu pikir siapa yang sedang kamu ajak berbicara," kata anggota partai Republik yang mengetahui sambungan telepon tersebut.
Detail yang disampaikan sejumlah sumber dari Partai Republik ini memberikan informasi baru mengenai apa yang dipikirkan Trump saat perusuh menerobos masuk ke Capitol Hill untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Presiden Joe Biden.
Sambungan telepon itu pertama kali diberitakan oleh Punchbowl News dan McCarthy pun menyampaikannya secara terbuka.
Anggota Partai Republik di Kongres mengatakan percakapan itu menunjukkan Trump tidak berniat meminta pendukungnya mundur. Walaupun anggota parlemen sudah mendesaknya untuk melakukan intervensi. Sejumlah orang mengatakan hal itu artinya Trump mengabaikan tugasnya sebagai presiden.
"Dia bukan pengamat yang tak bersalah, perusuh bersama dirinya, pada 13 Januari, Kevin McCarthy mengatakan di ruang sidang House bahwa presiden bertanggung jawab dan ia memang bertanggung jawab," kata salah satu anggota Partai Republik di Kongres.