Kamis 18 Feb 2021 20:29 WIB

Parlemen Turki Khawatir Rasisme Eropa Jadi Islamofobia

Negara-negara Eropa dinilai sulit melihat Islamofobia sebagai bentuk diskriminasi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Sekelompok wanita berunjuk rasa di Prancis menuntut dihentikannya Islamofobia. Sekjen PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya Islamofobia. Ilustrasi.
Foto:

Sub-komite akan mulai bekerja setelah anggota parlemen ditugaskan oleh komite hak asasi manusia. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu belum lama ini mengatakan, bahwa Turki akan menyiapkan laporan tahunan tentang Islamofobia di Eropa.

Tren meningkatnya Islamophobia, rasisme dan xenophobia telah meresahkan masyarakat Turki yang tinggal di negara-negara Barat, khususnya di Eropa. Serangan rasis yang menargetkan Muslim atau imigran semakin menjadi berita utama ketika supremasi kulit putih menjadi lebih efisien di zaman di mana cita-cita mereka, atau setidaknya sebagian dari mereka, menjadi arus utama.

Tidak ada satu kelompok besar pun yang mengatur serangan terhadap Muslim dan imigran. Sebaliknya, serangan individu menyebabkan lebih banyak serangan oleh peniru.

Iklim politik yang toleran dengan dalih kebebasan berbicara telah membantu simpatisan sayap kanan dengan kecenderungan kekerasan memperluas dukungan mereka. Semisal, Islamofobia sedang disamarkan sebagai sekularisme di Prancis, kata seorang pemimpin oposisi Prancis baru-baru ini dalam kritik terhadap pemerintah yang dipimpin Emmanuel Macron, yang mendapat kecaman karena kebijakan terhadap Muslim yang tinggal di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement