Senin 01 Mar 2021 14:13 WIB

AS Peringatkan Kampus Waspada Militer China Curi Teknologi

China membantah tuduhan mencoba mencuri penelitian AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang siswi di AS sedang menggunakan teknologi virtual saat belajar (ilustrasi).
Foto:

Stanford, UCSF, dan UC Davis, semuanya mengatakan mereka bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan tersebut. Sedangkan China membantah tuduhan mencoba mencuri penelitian AS.

Penangkapan tersebut hasil dari keputusan Departemen Kehakiman AS yang diluncurkan pada 2018 untuk melawan ancaman keamanan nasional China. Lembaga itu menyebut kasus-kasus tersebut adalah bagian yang disebut "inisiatif China".

Rekomendasi NSCAI akan membutuhkan lebih banyak pengungkapan tentang pendanaan penelitian dan kemitraan di kampus. Investigasi ini juga mengusulkan pembuatan database individu dan entitas untuk menandai risiko sebelumnya.

Kapitalis ventura Silicon Valley dan komisaris NSCAI, Gilman Louie, mengatakan database dapat membantu menghindari larangan sepihak berdasarkan afiliasi. Sebagai gantinya, upaya itu memungkinkan AS untuk menilai kasus individu. Louie mengatakan komisi ingin menghindari pendekatan menggunakan kekuatan berlebihan.

Louie menjelaskan, kurangnya panduan membuat beberapa rektor kampus yang gugup telah menjauhkan warga negara China dari proyek penelitian apa pun. "Seseorang itu hanya melihat Anda dan memutuskan karena Anda secara etnis China bahwa Anda tidak dapat lagi dipercaya pada program-program di AS, itu masalah besar bagi saya," ujarnya.

Analis di Georgetown University's Center for Security and Emerging Technology, Emily Weinstein, mengatakan tantangan aturan baru adalah menentukan entitas China mana yang berafiliasi dengan pertahanan. Meskipun beberapa kampus di China jelas-jelas terkait dengan militer, hubungannya tidak selalu jelas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement