REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Dua pengunjuk rasa penentang kudeta Myanmar dilaporkan terbunuh akibat luka tembak di kepala, Senin (8/3) waktu setempat. Foto yang tersebar di Facebook menunjukkan dua jasad pria tergeletak di jalan kota utara Myitkyina.
Saksi mata warga mengatakan, korban turut serta dalam protes ketika polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata. Beberapa pengunjuk rasa lainnya kemudian terkena tembakan dari gedung-gedung di dekatnya.
Seorang saksi mata lain mengaku memindahkan satu jasad. Dia mengatakan, dua orang ditembak di kepala dan meninggal di tempat. Sedangkan tiga pengunjuk rasa lain terluka.
"Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata," kata saksi seorang pria berusia 20 tahun seperti dikutip laman Channel News Asia, Senin. "Kita harus memiliki hak untuk memprotes secara damai," ujarnya menambahkan.
Namun demikian, belum jelas siapa yang menembaki para pengunjuk rasa meskipun polisi dan militer berada di tempat protes. PBB mencatat polisi dan militer telah menewaskan lebih dari 50 orang untuk memadamkan gelombang demonstrasi harian dan pemogokan terhadap kudeta 1 Februari.