Senin 22 Mar 2021 20:11 WIB

Warga Kanada Diadili di China atas Tuduhan Spionase

PM Kanada Trudeau menegaskan persidangan yang tak transparan tidak dapa diterima.

Persidangan (ilustrasi)
Persidangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Michael Kovrig, salah satu dari dua warga negara Kanada yang ditahan di China selama lebih dari dua tahun, mulai diadili pada Senin atas tuduhan spionase. Kovrig dihadirkan ke persidangan beberapa hari setelah Amerika Serikat menyampaikan keprihatinan atas kasus tersebut, di tengah ketegangan pembicaraan antara AS dan China di Alaska, AS.

China menangkap Kovrig, mantan diplomat, dan satu warga Kanada lainnya, Michael Spavor, pada Desember 2018.Penangkapan terjadi tak lama setelah kepolisian Kanada menahan Meng Wanzhou, kepala keuangan perusahaan teknologi China Huawei Technologies --berdasarkan surat perintah dari AS.

Baca Juga

Beijing menegaskan bahwa penahanan kedua warga Kanada itu tidak ada kaitannya dengan penahanan Meng.Meng sendiri saat ini masih berada dalam tahanan rumah di Vancouver, Kanada, dan sedang berjuang menentang upaya ekstradisi terhadap dirinya ke AS.

Spavor, seorang pengusaha, sudah menjalani persidangan secara tertutup pada Jumat (19/3) di sebuah pengadilan di kota timur laut, Dandong. Pengadilan mengatakan akan menetapkan tanggal untuk mengeluarkan putusan.

Pengadilan China memiliki tingkat hukuman lebih dari 99 persen.Diplomat Kanada maupun diplomat-diplomat lainnya tidak diizinkan menghadiri persidangan Spavor.

Faktor keamanan nasional dijadikan alasan oleh China untuk melarang kehadiran mereka.Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut persidangan yang tak transparan "sama sekali tidak dapat diterima."Para pengamat mengatakan kemungkinan dakwaan terhadap kedua warga Kanada itu pada akhirnya akan berujung pada kesepakatan diplomatik, yang membuat kedua orang itu dibebaskan dan dipulangkan ke Kanada.

"Michael dan Michael Spavor adalah warga Kanada yang tak bersalah dan terjebak dalam perselisihan geopolitik yang lebih besar," kata istri Kovrig, Vina Nadjibulla, kepada Reuters.

"Penahanan mereka sangat tidak adil dan fokus kami harus tetap pada pembebasan mereka," katanya.

Persidangan Spavor berlangsung pada saat AS dan China di Alaska sedang mengadakan pembicaraan tingkat tinggi, yang suasananya dipenuhi dengan kemarahan.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement