REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kepala Dewan Ekonomi Nasional Israel, Avi Simhon, telah mengungkapkan bahwa negaranya dan Uni Emirat Arab (UEA) berencana untuk membangun proyek kereta api. Rute yang akan dipersiapkan menghubungkan Abu Dhabi dengan Haifa.
Kantor berita Sama melaporkan pada Ahad (21/3), Simhon mengatakan kepada media Ibrani bahwa kedua negara sedang mempelajari beberapa proyek infrastruktur besar, termasuk perkeretaapian. Kereta api itu akan melakukan perjalanan melalui Yordania dan Arab Saudi.
Simhon menegaskan bahwa ada peluang besar untuk melaksanakan proyek ini karena sebagian besar jalur kereta api sudah ada. Hanya sekitar 200 hingga 300 kilometer di Yordania yang perlu dipersiapkan.
Dikutip dari Middleeastmonitor, menurut Simhon, melaksanakan proyek itu akan membantu Israel mengangkut barangnya ke UEA dalam satu atau dua hari. Cara itu mempersingkat waktu alih-alih pengiriman melalui Terusan Suez yang memakan waktu sekitar 12 hari.
Simhon menyatakan, sayuran segar kemudian akan diekspor ke pasar UEA dengan lebih mudah. Proyek itu didukung oleh Amerika Serikat (AS), karena akan membantu menyuntikkan dana ke dalam perekonomian Yordania yang sangat membutuhkan.
Pada 13 Agustus, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai antara UEA dan Israel yang ditengahi oleh AS. Abu Dhabi menyatakan kesepakatan itu adalah upaya untuk mencegah rencana aneksasi Tel Aviv atas Tepi Barat yang diduduki. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah klaim UEA yang mengatakan pencaplokan dibatalkan, tetapi hanya ditunda.