Dia mengatakan, selama orang terus berinteraksi satu sama lain, menghadiri tempat kerja dan berkumpul di berbagai acara, virus akan terus menyebar. Negara, kata dia tidak menyaksikan angka seperti itu pada puncak gelombang pertama.
"Sebagai gambaran, pada puncak gelombang pertama pada Mei 2020, kami memiliki sekitar 220 pasien dalam perawatan intensif. Jelas bahwa orang menjadi lebih sakit dan mengalami gejala yang lebih parah dalam gelombang kedua virus ini," ujar dia.
Kementerian Kesehatan Masyarakat Qatar mengatakan, peredaran virus corona varian Inggris berkontribusi signifikan terhadap peningkatan jumlah kasus. Pekan lalu, Qatar mengumumkan serangkaian pembatasan terkait virus korona pada pendidikan, rekreasi, dan aktivitas bisnis, termasuk menutup gym dan membatasi kapasitas restoran. Bulan lalu, pihak berwenang mengumumkan rencana 32 poin untuk mengekang lonjakan yang menimbulkan kekhawatiran gelombang baru infeksi.