REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam beberapa bulan ke depan negaranya akan meningkatkan sumbangan ke program vaksin internasional Covax. Ia berjanji menyumbangkan 500 ribu dosis, termasuk vaksin dari pemasok selain AstraZeneca.
Prancis merupakan negara anggota Uni Eropa pertama yang mengirimkan dosis vaksin mereka sendiri ke negara-negara berkembang. Negara itu sudah mengumumkan akan mendonasikan 100 ribu dosis vaksin dari AstraZeneca pada bulan ini. Macron mengatakan, gelombang pertama sudah dalam perjalanan menuju Afrika Barat.
"Sekarang waktunya untuk berbagi, kami akan terus menerima lebih banyak vaksin, kami memiliki sarana yang cukup untuk meningkatkan solidaritas kami dengan menyumbang dosis vaksin," kata Macron dalam acara yang digelar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ia menyebut distribusi vaksin di seluruh dunia saat ini 'tidak dapat diterima'. Ia menambahkan, satu dari enam warga Eropa sudah divaksin jauh lebih banyak dibandingkan satu dari 100 orang warga Afrika.
Macron menambahkan, Prancis mulai menyebarkan 500 ribu dosis vaksin hingga pertengahan Juni. Ia tidak menyebutkan vaksin apa yang disumbangkan, tapi ia mengatakan pasokannya bervariasi tidak hanya dari AstraZeneca.
Fasilitas Covax bertujuan untuk mengamankan 2 miliar dosis vaksin untuk negara pendapatan rendah pada akhir 2021. Tapi, sejauh ini baru berhasil mengirimkan 40 juta dosis vaksin.
Setelah ada laporan mengenai pembekuan darah pada Maret lalu Prancis merekomendasikan vaksin Covid-19 AstraZeneca hanya digunakan untuk orang berusia di atas 55 tahun. Uni Eropa juga telah mengeluarkan izin darurat untuk vaksin dari Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.