REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Republik Demokratik Kongo mengumumkan berakhirnya wabah Ebola yang menginfeksi 12 orang di provinsi timur Kivu Utara dan menewaskan enam dari mereka, Senin (3/5). Badan amal medis internasional Doctors Without Borders menyatakan, wabah itu diatasi dengan menggunakan vaksin Ebola dari Merck yang sudah diberikan kepada lebih dari 1.600 kontak pasien dan kontak lanjutan.
"Saya dengan senang hati mengumumkan akhir dari epidemi penyakit virus Ebola ke-12 di Provinsi Kivu Utara," kata Menteri Kesehatan, Jean-Jacques Mbungani, dikutip dari Aljazirah.
Kasus-kasus tersebut secara genetik terkait dengan epidemi Ebola 2018-2020 yang menewaskan lebih dari 2.200 orang. Gejolak terbaru ini merupakan yang ke-12 di Kongo sejak penyakit itu pertama kali diidentifikasi pada 1976.
Wabah itu muncul kembali pada 3 Februari di kota Butembo dengan kematian seorang perempuan yang suaminya tertular virus dari wabah sebelumnya. Virus dapat tetap berada dalam cairan tubuh tertentu, termasuk air mani, dari pasien yang telah sembuh dari penyakitnya, meskipun mereka tidak lagi memiliki gejala penyakit yang parah.
"Terlepas dari konteks keamanan dan pandemi Covid-19, kecepatan dan efisiensi respons yang diberlakukan oleh pemerintah dan mitranya memungkinkan untuk mengalahkan pandemi ini dalam waktu kurang dari tiga bulan,” kata Mbungani.
Baca juga : Tempat Ini Berisiko Tularkan Covid-19 20 Kali Lipat