Jumat 21 May 2021 10:55 WIB

Warga Gaza Gembira Sambut Gencatan Senjata

Warga Gaza merayakan keselamatan mereka dan menyatakan kemenangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Warga Palestina meneriakkan slogan-slogan saat mereka mengibarkan Hamas hijau dan bendera nasional mereka saat merayakan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kota Gaza, Jumat pagi, 21 Mei 2021.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina meneriakkan slogan-slogan saat mereka mengibarkan Hamas hijau dan bendera nasional mereka saat merayakan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kota Gaza, Jumat pagi, 21 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada Jumat (21/5) mulai pukul 02.00 waktu setempat. Gencatan senjata ini disambut gembira oleh warga Gaza.

Warga Palestina telah meringkuk dalam ketakutan karena menghadapi serangan Israel selama 11 hari. Setelah pengumuman gencatan senjata, warga Gaza membanjiri jalan-jalan pada Jumat pukul 02.00 untuk menyambut dimulainya gencatan senjata.

Baca Juga

"Allahuakbar, Alhamdulillah," teriak mereka.

Mobil memenuhi jalan-jalan utama di Gaza. Para pengemudi beramai-ramai membunyikan klakson. Sebagian besar warga mengibarkan bendera Palestina di jalan-jalan, bahkan dari jendela kediaman mereka. Hal ini mengingatkan pada kegembiraan dalam menyambut gencatan senjata dan pembebasan tahanan di masa lalu.

Tak hanya itu, sorak sorai menyambut gencatan senjata juga dilontarkan lewat pengeras suara masjid. Mereka menyatakan bahwa Palestina telah mencapai kemenangan melalui perlawanan atas pendudukan selama pertempuran Sword of Jerusalem. Di Tel Al-Hawa, kota Gaza, orang-orang merayakan keselamatan mereka dan menyatakan kemenangan.

"Dengan jiwa dan darah, kami menebusmu, Deif," teriak mereka, memanggil nama komandan militer tertinggi Hamas, Mohammad Deif, yang menempati urutan teratas dalam daftar buronan Israel.

"Ini adalah kemenangan besar atas pendudukan. Orang-orang perlawanan kami memaksa mereka melakukan gencatan senjata," kata seorang warga Gaza Ahmed Amer (30 tahun).

Amer mengatakan serangan Israel membuat warga Gaza tidak dapat merayakan Idulfitri bersama keluarga. Sebagai gantinya, perayaan Idulfitri di Gaza baru dimulai sejak gencatan senjata diumumkan.

"Hari ini adalah saat Idulfitri dimulai. Ya, kami turut berduka cita dan sedih atas orang-orang kami yang kehilangan rumah dan kerabatnya, tapi meskipun demikian, kami akan merayakannya," kata Amer.

Seorang pria yang memegang senapan serbu AK-47 berkata, "Jari-jari kami berada di pelatuk dan kami siap untuk bertempur lagi. Namun sekarang kami akan merayakannya bersama orang-orang kami," kata pria yang menolak menyebutkan namanya.

Di kota Ramallah yang diduduki Israel, ratusan orang turun ke jalan meneriakkan, "Dengan jiwa dan darah kami menebusmu, Gaza."

Letupan kembang api menyala di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Penduduk Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah sebelumnya telah mengalami pengusiran paksa oleh pemukim Israel. Hal ini menjadi salah satu faktor meletusnya serangan Israel di Gaza.

Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei, sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di masjid al-Aqsa selama bulan ramadan. Selain itu, Israel juga telah megusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.

Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement