REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell mengatakan pemilihan presiden Suriah yang dikuasai rezim Bashar Al-Assad merusak upaya mengakhiri konflik. Pemilihan itu dianggap sebagai formalitas karena Assad diprediksi akan kembali menjabat untuk keempat kalinya.
"Pemilihan yang digelar di Suriah pada 26 Mei tidak memenuhi kriteria pemilihan demokratis, tidak berkontribusi pada upaya penyelesaian konflik," kata Borrell dalam pernyataannya seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis "(27/5).
Borrell menambahkan pemilihan di Suriah hanya kredibel apabila digelar 'dengan kerangka kerja proses politik yang tulus', sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254.
"Pemilihan hanya kredibel bila semua rakyat Suriah, termasuk orang yang mengungsi di dalam negeri, pengungsi dan anggota diaspora dapat berpartisipasi dalam lingkungan yang aman dan netral tanpa ancaman intimidasi dan bebas dan kompetisi politik yang adil," ujarnya.