REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia akan kembali memasukkan vaksin AstraZeneca sebagai program vaksinasi nasional untuk mencegah Covid-19. Artinya, Malaysia kini tidak lagi menawarkan vaksin AstraZeneca secara sukarela.
“Kami telah memutuskan bahwa pasokan vaksin AstraZeneca yang akan diterima dalam beberapa bulan mendatang tidak akan lagi diimplementasikan secara opt-in tetapi akan dimasukkan kembali ke dalam daftar vaksin utama,” kata Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi serta Menteri Koordinator Program Imunisasi Covid-19 Malaysia, Khairy Jamaluddin dalam jumpa pers pada Kamis (27/5).
Selain itu, Khairy mengatakan pemerintah juga mempertimbangkan untuk memperbolehkan masyarakat memilih vaksin yang mereka inginkan.
Malaysia sebelumnya mencoret vaksin AstraZeneca dari program utama vaksinasi karena kekhawatiran masyarakat atas risiko penggumpalan darah dan mengalihkannya kepada para warga yang bersedia mendapatkan suntikan vaksin tersebut.
Sejauh ini, hampir 900.000 orang di Malaysia telah divaksinasi penuh dan sekitar 1.6 juta lainnya telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19, menurut Panitia Khusus Jaminan Akses Pasokan Vaksin (JKJAV).
Sejak Selasa, Pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown ketat menyusul peningkatan kasus Covid-19. Dalam aturan ini, 80 persen dari semua pekerja di sektor publik serta 40 persen pekerja di sektor swasta, diminta bekerja dari rumah.
Transportasi umum juga akan beroperasi dengan kapasitas 50 persen. Semua institusi pendidikan ditutup dan makan di restoran juga dilarang. Hanya tiga orang yang diizinkan bepergian di setiap mobil, termasuk pengemudi.