Rabu 02 Jun 2021 00:55 WIB

Pengungsi Rohingya Protes Kondisi Kehidupan di Bangladesh

Sebagian besar dari mereka telah melarikan diri dari serangan brutal

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andi Nur Aminah
 Pengungsi Rohingya menunggu di kapal angkatan laut untuk diangkut ke pulau terpencil di Teluk Benggala, di Chittagong, Bangladesh, Selasa, 29 Desember 2020.
Foto:

Polisi menolak klaim tersebut

Namun polisi jutru Seorang menolak klaim itu, Juru bicara polisi Rohingya mengatakan para pengunjuk rasa menyerang petugas, melukai beberapa dari mereka. Mereka juga merusak mobil di pulau itu, katanya.

Badan pengungsi PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sangat prihatin mengetahui laporan para pengungsi yang terluka selama kejadian hari ini di pulau itu. "Kami menyesal bahwa mereka yang terkena dampak dilaporkan termasuk anak-anak dan wanita," katanya.

"Delegasi UNHCR dapat bertemu dengan sekelompok besar pengungsi dan mendengarkan berbagai masalah yang mereka angkat. Yang selanjutnya akan didiskusikan oleh delegasi dengan pihak berwenang Bangladesh," tambah pernyataan itu.

Delegasi tersebut dijadwalkan mengunjungi kamp pengungsi Rohingya, Selasa (1/6) di Cox's Bazar sebelum kembali ke Dhaka untuk bertemu dengan pejabat senior pemerintah. Setelah pemindahan pertama pada 4 Desember ke pulau di Teluk Benggala, beberapa orang Rohingya mengatakan bahwa mereka dipukuli dan diintimidasi agar setuju untuk dipindahkan.

Pemerintah Bangladesh bersikeras relokasi bersifat sukarela, bahwa pulau itu aman dan fasilitasnya jauh lebih baik daripada yang ada di kamp.  Polis mengatakan kepada AFP setidaknya 49 Rohingya, termasuk wanita dan anak-anak, telah ditangkap dalam beberapa pekan terakhir setelah melarikan diri dari pulau itu dan mencoba kembali ke Cox's Bazar.

Tetapi para pemimpin Rohingya mengatakan bahwa banyak, jika bukan ratusan, orang dari komunitas mereka telah melarikan diri dan sejak itu kembali ke Cox's Bazar.

Seorang pria mengatakan kepada AFP dengan syarat anonim bahwa dia meninggalkan pulau itu dengan berenang dan kemudian menaiki perahu nelayan Bangladesh yang menunggunya, membayar pemiliknya Rp 4,2 juta. Dia mengatakan bahwa sebelum setuju untuk pindah ke pulau tersebut, ia telah diyakinkan bahwa akan dapat kembali ke keluarganya di Cox's Bazar setelah dua minggu. “Orang-orang Rohingya di Bhashan Char hanya diberikan makanan dan tidak ada fasilitas lain,” katanya.

Dia mengatakan janji bahwa mereka akan dapat bekerja di pulau itu, bertani dan menangkap ikan tidak dipenuhi. "Rohingya berada dalam kesulitan di sana. Cox's Bazar (kamp) seribu kali lebih baik daripada Bhashan Char, ”katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement