Sementara itu, Direktur Institut Pasteur Amadou Sall menolak berkomentar tentang waktu atau ukuran proyek tetapi mengatakan fasilitas itu bekerja dengan donor untuk mendapatkan dukungan keuangan."Ada banyak kemauan politik, saya optimistis. Tetapi ini bukan tentang momentum, ini tentang menciptakan peluang nyata," kata dia.
Institut Pasteur Senegal adalah satu-satunya fasilitas di Afrika yang saat ini memproduksi vaksin untuk penyakit demam kuning, yang telah memenuhi syarat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prakualifikasi memungkinkan fasilitas itu untuk memasok ke pembeli utama seperti badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).
Donor termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa sedang mengantre untuk membantu mendanai ekspansi di institut untuk memasukkan vaksin Covid-19, kata sumber yang terlibat dalam penggalangan dana. Analisis biaya yang didanai pemerintah Inggris yang dilakukan untuk Institut Pasteur menunjukkan bahwa proyek tersebut akan menelan biaya sekitar 200 juta dolar AS (sekira Rp2,8 triliun) untuk memproduksi 300 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2022.
Pembiayaan akan tergantung pada lembaga yang memiliki pembeli yang berkomitmen. Menurut analisis biaya, proyek tersebut akan layak secara komersial jika menghasilkan vaksin selain Covid-19, sehingga dapat tetap berfungsi setelah pandemi.