REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tentara Myanmar menembak seorang pemimpin protes lokal bernama Marn Zar Myay Mon di bagian kaki sebelum menangkapnya di daerah Sagaing, sebagaimana dilaporkan media lokal Myanmar Now, Kamis malam.
Aktivis berusia 28 tahun tersebut telah diburu rezim junta sejak April 2021 ketika dia didakwa melakukan penghasutan setelah menjadi pemimpin dalam aksi menentang kudeta di Kotapraja Chaung-U.
Sebuah sumber yang dekat dengan aktivis tersebut mengungkapkan, Marn sedang berusaha kabur dari tempatnya bersembunyi, Desa Shanhtu, setelah pasukan rezim melakukan penyerangan pada Selasa pagi.
"Dia sedang meninggalkan desa untuk bersembunyi lagi ketika bertemu dengan pasukan militer. Mereka menembaknya di paha dan dia jatuh dari motor," ungkap sumber tersebut.
Pengemudi motor berhasil kabur, sekaligus dua orang lain yang mengendarai sepeda motor berbeda dapat melarikan diri. Menurut sumber tersebut, Marn sempat mendapat perawatan atas lukanya, tetapi kemudian dibawa ke pusat interogasi di Monywa sambil kakinya diborgol.
Keluarga Marn mengetahui penangkapan tersebut pada Selasa pagi dan tidak dapat berbicara maupun bertemu dengan Marn sejak saat itu. Marn merupakan anak dari penulis Myay Mon dan sebelumnya bekerja sebagai jurnalis lepas.
Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.
Berdasarkan laporan Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Kamis dini hari, pasukan junta telah menewaskan 858 orang sejak kudeta militer.