Rabu 16 Jun 2021 15:42 WIB

Peneliti Temukan Bukti Virus Corona Muncul di AS pada 2019

Ilmuwan menemukan antibodi terhadap virus corona dalam darah 9 dari 24 ribu orang

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona.
Foto:

Sebuah penelitian yang diterbitkan November lalu menemukan bukti antibodi dalam darah orang di AS pada 13 Desember. Penelitian lain juga menunjukkan virus itu ada di AS pada Desember.

Salah satu relawan yang darahnya dites positif yang juga mengisi survei kesehatan melaporkan demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Dia mengatakan bahwa yakin mungkin memiliki Covid-19 pada sekitar waktu pengambilan sampel darah. 

Tinjauan data catatan kesehatan elektronik selama jangka waktu yang relevan mengungkapkan dua peserta seropositif memiliki penyakit yang kompatibel dengan COVID-19 ringan (misalnya, kelelahan dan gejala pernapasan ringan), tetapi pengujian tambahan terbatas dan tidak ada diagnosis yang dikonfirmasi. 

"Tujuh peserta seropositif lainnya  tidak memiliki bukti pemanfaatan perawatan kesehatan dalam data catatan kesehatan elektronik mereka," tambah para peneliti.

Temuan itu tidak berarti virus corona menyebar luas di Amerika Serikat pada Desember 2019 atau Januari 2020, kata para peneliti.

"Penting untuk diingat bahwa jika Anda berpikir mungkin Anda mengidap Covid di masa-masa awal itu, yang menurut saya tidak ada orang di luar sana yang tidak memeras otak mereka tentang apa yang mungkin mereka alami pada awal pandemi, prevalensinya sangat, sangat rendah," kata Althoff.

"Jadi, jika Anda memang memiliki semacam infeksi pernapasan, kemungkinan itu adalah SARS-CoV-2 sebenarnya cukup rendah dalam jangka waktu ini." tambahnya.

Para peneliti berhati-hati untuk memastikan mereka tidak mendapatkan hasil positif palsu pada tes antibodi, dan menguji setiap sampel dua kali.  Meskipun demikian, kata mereka, ada kemungkinan tes tersebut mendeteksi kekebalan yang sudah ada sebelumnya terhadap virus corona yang secara acak membuat antibodi terhadap virus corona 2019.  

 

Empat virus corona lainnya secara teratur menginfeksi orang, menyebabkan gejala flu biasa. Tes yang digunakan pada sampel darah mendeteksi respon imun terhadap infeksi dan tidak mencari bukti langsung adanya infeksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement