Warga tersebut mengatakan, ia yakin para tentara mencari anggota pertahanan desa yang didirikan untuk melindungi desa dari polisi dan tentara junta militer. Sebagian besar pasukan pertahanan desa yang dipersenjatai senjata berburu.
Pasukan pertahanan desa memberi peringatkan pada warga sebelum tentara tiba. Jadi, tinggal empat atau lima orang warga yang masih berada di dalam desa saat tentara melakukan penggeledahan. Ketika mereka tidak menemukan apa-apa para tentara itu membakar rumah-rumah warga desa. "Ada sejumlah hutan di dekat desa kami, sebagian besar dari kami mengungsi ke hutan," katanya.
Warga desa itu mengatakan, ia yakin ada tiga korban, satu seorang anak laki-laki pengembala domba yang tertembak di paha dan pasangan orang lanjut usia yang tidak bisa melarikan diri. Ia yakin pasangan itu telah meninggal dunia, tapi sejumlah media melaporkan mereka hilang. Warga itu tidak berani pulang ke desanya.
"Kami pikir ini belum berakhir, kami akan pindah ke desa lain, bahkan bila kami pulang ke desa kami, tidak ada tempat tinggal karena semuanya hangus," katanya.