REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Mantan presiden Filipina Benigno Aquino meninggal dunia pada Kamis (24/6) setelah dirawat di rumah sakit di Manila. Pria berusia 61 tahun itu adalah presiden Filipina periode 2010 hingga 2016.
"Dengan kesedihan yang mendalam saya mengetahui pagi ini tentang meninggalnya mantan presiden Benigno Aquino," kata hakim Mahkamah Agung Marvic Leonen yang diangkat oleh Aquino pada 2012 dalam sebuah pernyataan.
Penyebab kematian Aquino masih belum diketahui, tetapi dia telah dirawat di rumah sakit pada Kamis pagi. "Merupakan suatu kehormatan untuk melayani bersamanya. Dia akan dirindukan," kata pernyataan Leonen.
Bendera berkibar setengah tiang di gedung senat di Manila. Dalam sebuah pernyataan, putri Aquino, Senator Imee Marcos, memberi penghormatan kepada ayahnya atas jiwanya yang baik dan sederhana. Dia menyatakan sosok ayahnya itu akan sangat dirindukan.
Dikenal secara populer sebagai Noynoy, Aquino memberikan gelombang dukungan publik ke kursi kepresidenan setelah kematian ibunya pemimpin "Kekuatan Rakyat" yang dihormati Corazon Aquino pada 2009. Ibunya juga menjadi presiden dari 1986 hingga 1992.
Ayah Aquino adalah seorang senator yang dengan gigih menentang aturan Ferdinand Marcos. Dia dibunuh ketika pulang dari pengasingan politik pada 1983. Pembunuhan itu mengejutkan bangsa dan membantu mendorong Marcos keluar dari jabatannya dalam revolusi People Power 1986 dan mengantarkan ibunya menjadi presiden.