REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Afrika Selatan menerapkan kembali peraturan pembatasan sosial Covid-19 yang ketat. Hal itu seperti melarang penjualan alkohol dan menambah jam malam. Kebijakan itu diterapkan saat angka kasus positif virus corona di negara itu melonjak tajam.
Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan virus corona varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India tampaknya mendorong peningkatan kasus infeksi virus corona di Afrika Selatan. Pada Ahad (28/6) negara itu melaporkan 15 ribu kasus baru dan 122 kasus kematian Covid-19.
Sehingga, total jumlah kematian akibat virus corona di negara mendekati 60 ribu. Provinsi Gauteng yang paling padat di Afrika Selatan mengalami lonjakan kasus infeksi paling parah.
Provinsi tersebut bertanggung jawab 66 persen kasus infeksi baru Covid-19. Provinsi itu mencakup kota terbesar Johannesburg dan ibu kota Pretoria.
Pihak berwenang kesehatan khawatir delapan provinsi lainnya akan segera mengalami lonjakan kasus infeksi seperti yang terjadi di Gauteng. Di mana rumah-rumah sakit kehabisan ranjang Covid-19 dan pasien di bawa ke fasilitas kesehatan provinsi lain.
Negara-negara tetangga Afrika Selatan seperti Zimbabwe, Namibia, dan Mozambik juga mengalami lonjakan kasus infeksi, rawat inap, dan kematian akibat Covid-19.