REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel serang lokasi pembuatan senjara di Jalur Gaza pada Jumat (2/7). Itu adalah serangan terbaru Israel setelah gencatan senjata pada Mei lalu.
Sumber keamanan dengan Hamas mengatakan, serangan itu menghantam tempat pelatihan dan dilaporkan tidak ada korban. Juru bicara militer Israel menyatakan bahwa, serangan udara diluncurkan sebagai tanggapan atas peluncuran balon pembakar dari Jalur Gaza menuju pemukiman Israel di sekitarnya.
"Menanggapi balon pembakaran yang ditembakkan ke wilayah Israel hari ini, jet tempur (militer) menyerang sebuah lokasi pembuatan senjata milik organisasi teror Hamas," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir Aljazirah.
Sejauh ini tidak ada indikasi langsung bahwa kelompok yang berbasis di Gaza bertanggung jawab atas peluncuran balon tersebut. Tetapi Israel menganggap Hamas harus bertanggung jawab atas tindakan apa pun.
Itu adalah ketiga kalinya Israel melakukan serangan udara di Gaza sejak pertempuran selama 11 hari pada Mei. Konflik tersebut menewaskan sedikitnya 256 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Sementara di pihak Israel, 13 orang, termasuk dua anak-anak, tewas oleh roket yang ditembakkan dari Gaza.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel telah melonggarkan pembatasan untuk mengizinkan masuknya bahan bakar yang didanai Qatar, memperluas zona penangkapan ikan Gaza, dan mengizinkan peningkatan perdagangan lintas batas. Ada beberapa gejolak sejak gencatan senjata, termasuk serangkaian peluncuran balon bulan lalu, yang dibalas dengan serangan udara oleh Israel.
Setelah baku tembak pada 18 Juni, panglima militer Israel memerintahkan pasukan agar siap untuk berbagai skenario termasuk dimulainya kembali permusuhan.