Jumat 02 Jul 2021 20:26 WIB

Mahkamah Agung Israel Tolak Petisi Ungkap Ekspor Senjata

Penolakan itu akan menutup pintu untuk semua petisi di masa depan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Israel (ilustrasi)
Foto:

Serangkaian skandal yang melibatkan ekspor senjata Israel ke Cile, Afrika Selatan, dan Guatemala selama perang saudara telah memberikan reputasi untuk menyediakan senjata tanpa meminta. Presiden Filipima Rodrigo Duterte mengatakan, dia membeli senjata selama kunjungan ke Israel pada 2018.

Mack ingin menggunakan petisinya untuk menjelaskan skandal yang lebih baru, termasuk ekspor dua minggu ke Rwanda, penjualan ke Myanmar selama pembersihan etnis Rohingya, dan senapan Israel yang berakhir di tangan sayap kanan Brigade Azov di Ukraina.

Tetapi selama lima tahun terakhir, semua petisi telah ditolak. Mahkamah Agung mengeluarkan perintah pembungkaman untuk merahasiakan rincian kesepakatan tersebut.

Mack mengatakan, tak lama setelah dia mengajukan petisi mengenai kasus antara 2016 dan 2021, Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan bahwa mereka menghentikan ekspor senjata mematikan ke Sudan Selatan, membatasi ekspor ke Burundi, mengakhiri semua ekspor keamanan ke Myanmar, dan menghentikan izin ekspor ke unit komando Presiden Paul Biya dari Kamerun. Israel juga mengakhiri pengiriman senapan Tavor ke milisi sayap kanan di Ukraina dan menghentikan penjualan sistem Cellebrite ke Rusia, Belarus, China, dan Hong Kong.

Penjualan senjata Israel mencapai 8,3 miliar dolar AS pada 2020. Perusahaan-perusahaan Israel memasarkan senjata mereka sebagai "uji coba pertempuran" dan memamerkan penggunaan senjata-senjata ini di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza untuk menguji keefektifannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement