Ahad 04 Jul 2021 04:33 WIB

Kekhawatiran atas Varian Lambda yang Mungkin Lebih Menular

Peningkatan cepat kasus varian Lambda menunjukkan tingkat penularannya lebih tinggi.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Varian Lambda  pertama kali terdeteksi di Peru pada 2020, sebelum menyebar dengan cepat ke setidaknya 27 negara di dunia, termasuk Inggris.
Foto:

Hal yang menjadi perhatian khusus dari para ahli virologi adalah protein lonjakan L452Q karena potensi dalam menginfeksi sel manusia, seperti mutasi L452R pada varian Delta. Hasil pengujian awal dilaporkan telah menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan.

Para ahli di University of Chile yang mempelajari Covid-19 pada petugas kesehatan lokal yang telah menerima dua dosis suntikan vaksin CoronaVac China mengatakan, Lambda lebih menular daripada varian Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Brasil dan Inggris. Data yang dikumpulkan oleh tim peneliti untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa mutasi yang ada pada protein lonjakan Lambda bisa melepaskan diri dari antibodi penawar dan meningkatkan infektivitas vaksin. Publikasi itu belum dikaji oleh sejawat.

Amerika Selatan telah menjadi wilayah yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19 di dunia. Meski hanya memiliki delapan persen dari populasi global, kawasan ini menyumbang 20 persen dari kasus infeksi virus corona jenis baru secara keseluruhan.

Infeksi terus meningkat di negara-negara seperti Kolombia, Brasil, Bolivia, dan Uruguay. Kasus Covid-19 membanjiri rumah sakit dan menekan sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan.

Masalah ini juga diperburuk dengan tingkat vaksinasi rendah di wilaya Amerika Latin dan Karibia. Menurut PAHO, hanya satu dari 10 orang yang berada di negara-negara Amerika Latin dan Karibia, yang telah mendapatkan vaksinasi  Covid-19 dengan dosis penuh atau lengkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement