REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepala Hamas di diaspora Khaled Meshaal meminta Arab Saudi membebaskan tahanan Palestina dan memperbaiki hubungan dengan gerakan tersebut. Pernyataan Meshaal itu disampaikan di Al Arabiya TV.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina mengatakan Arab Saudi menahan puluhan orang Palestina termasuk perwakilan Hamas di negara itu, Mohammad Al-Khodari, dan putranya Dr Hani Al-Khodari. Kondisi tempat mereka ditahan 'sangat buruk'.
Riyadh tidak pernah menyampaikan detail mengenai para tahanan tersebut. Tetapi mereka mengklaim kondisi tahanan semua narapidana baik dan mereka memiliki akses ke semua hak mereka.
Ketika ditanya Al Arabiya mengenai kemungkinan pertukaran tahanan dengan Israel. Meshaal mengungkapkan otoritas daerah pendudukan menghindari isu tersebut.
"Gerakan perlawanan Palestina bersikeras pembebasan tahanan dan mereka tahu betul bagaimana melakukannya, kata Meshaal seperti dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (6/7).
Perlawanan Palestina di Gaza menahan empat orang Israel termasuk dua orang tentara. Anggota angkatan bersenjata itu ditangkap dalam serangan 51 hari ke Gaza pada tahun 2014 lalu.
"Hamas tidak menyukai perang dan kehancuran, tapi ini melaksanakan tugas dan membela rakyat Palestina dan situs suci mereka," katanya sambil menambahkan serangan terbaru ke rakyat Gaza sangat mengkhawatirkan.
"Otoritas pendudukan Israel memulai agresi pada rakyat Palestina ketika menyerang Al-Aqsa dan mengabaikan peringatan perlawanan Palestina," ujarnya.
Pemimpin Hamas itu mengatakan dalam serangan terbaru Israel, gerakannya menegaskan kembali Yerusalem tujuan utama Palestina. Hamas juga tidak berencana mendirikan negara kecil di Gaza.