REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Ruili, salah satu kota di China, yang berbatasan dengan Myanmar menetapkan karantina wilayah (lockdown) pada Rabu (7/7). Kebijakan karantina wilayah ini menyusul penyebaran infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Dalam sebuah laporan, ada 15 kasus penyakit wabah yang ditemukan dalam 24 jam terakhir.
Sebelumnya, ada enam kasus yang ditemukan, membuat pihak berwenang di Ruili dan Prefektur Yunnan yang menjadi wilayah kota itu berada mengambil langkah cepat. Lockdown secara efektif berlaku mulai Rabu (7/7) dini hari, dengan seluruh bisnis dan lembaga publik lainnya ditutup.
Hanya rumah sakit, apotek, dan toko-toko yang dianggap esensial seperti supermarket atau kelontong diizinkan tetap dibuka. Kasus Covid-19 terbaru ditemukan di Ruini selama dilakukannya pengujian massal warga.
Kasus yang ditemukan melibatkan warga China dań Myanmar yang berada di Ruili. Selama ini terdapat perdagangan lintas batas negara yang aktif.
Dengan ditemukannya kasus Covid-19 terbaru, pihak berwenang China mengatakan akan secara aktif meningkatkan kontrol perbatasan. Ruili sebelumnya juga pernah mengalami gelombang wabah virus pada Maret lalu.
Beberapa bulan terakhir, vaksinasi massal dilakukan di Ruili, yang dimulai pada April. Pemerintah Cina selama ini mengandalkan strategi lockdown yang ketat dan pengujian massal untuk mencegah berkembangnya wabah, bahkan saat vaksinasi secara efektif terus berjalan.
Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah China mengatakan telah menargetkan setidaknya 80 persen populasi di negara itu dapat divaksinasi segera.