Rabu 07 Jul 2021 15:25 WIB

Jurnalis Kriminal Kondang Belanda Ditembak di Jalan

Jurnalis kriminal Peter R. de Vries terluka parah dalam penembakan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Jurnalis kriminal Belanda Peter R de Vries
Foto: wikipedia
Jurnalis kriminal Belanda Peter R de Vries

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Jurnalis kriminal kondang di Belanda, Peter R. de Vries, ditembak di jalan. Pihak berwenang mengatakan wartawan yang terkenal mengungkapkan kejahatan bawah tanah itu kini masih dalam keadaan kritis.

Polisi mengatakan mereka sudah menangkap tiga orang tersangka salah satunya diduga pelaku penembakan. Mereka menolak memberikan keterangan lebih lanjut.

Baca Juga

"Ia terluka parah dan berjuang untuk nyawanya, ia pahlawan nasional bagi kami semua, jarang jurnalis berani yang tak kenal lelah memperjuangkan keadilan," kata Walikota Amsterdam Femke Halsema, Rabu (7/7).

Polisi menutup lokasi penembakan di dekat alun-alun Leidseplein. Mereka mengumpukan rekaman video, pernyataan saksi mata dan bukti forensik.

Tahun 2008, De Vries memenangkan Emmy Award internasional kategori berita untuk liputan investigasinya atas hilangnya seorang remaja Amerika Serikat Natalee Holloway di Aruba pada 2005.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan serangan tersebut 'mengejutkan dan tidak dapat dipahami'. "Ini serangan pada jurnalis berani dan juga serangan terhadap kebebasan pers yang sangat penting bagi demokrasi kami," katanya.

"Kami berdoa dia selamat," tambah Rutte.

Stasiun televisi Belanda, RTL melaporkan De Vries baru saja keluar dari studionya di pusat Kota Amsterdam. Ketika satu dari lima tembakan mengenai kepalanya. Surat kabar Parool merilis foto di lokasi kejadian yang menunjukkan sejumlah orang berkumpul di sekitar yang berbaring di jalan.

De Vries yang berusia 64 tahun adalah seorang selebriti di Belanda. Ia kerap diundang untuk menjadi pengamat di program-program kriminal televisi dan menjadi sumber para wartawan kriminal mengenai pihak berwajib atau kejahatan bawah tanah.

Di Belanda, De Vries juga dikenal atas banyak liputan-liputan investigasi. Salah satu yang paling terkenal adalah penculikan pengusaha bir Freddy Heineken tahun 1983.

Ia pernah menerima ancaman pembunuhan dari penjahat-penjahat bawah tanah karena sejumlah kasus yang ia liput. Pada 2013 penculik Heineken, yakni Willem Holleeder dinyatakan bersalah atas ancaman ke De Vries. Kini Holleeder berada di penjara untuk menjalani hukuman seumur hidup atas keterlibatannya dalam lima pembunuhan.

Pada 2019, Idouan Taghi yang saat ini sedang menjalani proses persidangan atas kasus pembunuhan dan penyelundupan narkoba mengeluarkan pernyataan tidak biasa. Ia menyangkal mengancam akan membunuh De Vries.

De Vries pernah bertindak sebagai penasihat tapi bukan pengacara seorang saksi negara yang diidentifikasi sebagai Nabil B. Kesaksiannya memberatkan Taghi dan rekan-rekannya.

Pada bulan September 2019 Nabil B. yang pernah berprofesi sebagai pengacara itu tewas ditembak di jalan Amsterdam.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement